Sabtu, 29 Maret 2014

PENAMPAKAN DI ARAFAH



بسم الله الرحمن الرحيم ..

Ikhwa wa Akwat yg di rahmati allah, semoga kita akan selalu di jaga oleh allah ‘azza wa jalla. Amiin..,
Pada kesempatan kali ini kami akan mengupas sebuah isu yg sempat menggemparkan seluruh penghuni pondok pesantren ARAFAH, yakni sebuah penggalan pertanyaan “benarkah ada hantu di ARAFAH..??” “mengapa sangat banyak santri yg tidak selesai di pesantren ini mengatakan faktor mereka hingga tidak menyelesaikan studi mereka di pondok ini karena pondok ini banyak hantunya..!! apakah isu” ini benar adanya,,?? Atau hanya dongeng belaka,,? Jika memang itu hanyalah sebuah dongeng, lantas bagaimana dengan sebuah foto yg beredar di kalangan para santri ma’had arafah, yang sempat membuat beberpa santri terkejut, dan seakan-akan mereka tak percaya dengan foto penampaka tersebut.. memang jika di lihat sepintas, tak akan di ketahui bahwa ada sesosok mahluk yg sedang hadir pada saat itu..

Foto ini diambil tepat di belakang asrama ikhwa yg pada saat itu mereka sedang mengadakan sebuah kegiatan sederhana di waktu libur malam, telah tampak 3 orang santri yg sedang beraksi di depan camera dan ada juga yang sedang asik memotong (ubi) .. foto ini di ambil oleh seorang santri alumni ma’had arafah Yang bernama Muhajir Mursida pada tahun 2010 silam. Dia sendiri tak menyangka bahwa dia telah mengambil gambar mahluk halus pada saat itu “ana sandiri le heran, kyapa sampe ada mahluk di situ” ujarnya sambil nyengir.
Maka apakah semua isu” itu benar adanya..?? disinilah kita akan tau jawabannya..
 dalam al-qur’an telah allah katakan :
“Artinya : Katakanlah(hai Muhammad), Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya sekumpulan jin telah mendengarkan (al-Qur’an), lalu mereka berkata, Sesungguhnya kami telah mendengarkan al-Qur’an yang menakjubkan”. [Al-Jinn: 1]
“Artinya : Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki diantara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki diantara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan”. [Al-Jinn: 6]
Dan dalam haditspun telah rosulullah kabarkan :
 Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, kami pernah bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu malam. Kemudian kami kehilangan beliau, sehingga kami pun mencari beliau di lembah-lembah dan perbukitan, lalu kami katakan, ‘Beliau telah dibawa terbang atau dibunuh. Sehingga kami bermalam dengan malam yang tidak menyenangkan ditempat itu bersama suatu kaum. Pada pagi harinya kami bangun dan ternyata beliau datang dari arah gua Hira’, maka kami katakan, ‘Wahai Rasulullah, kami telah kehilangan engkau, lalu kami mencarimu tetapi kami tidak mendapatkan dirimu, sehingga kami bermalam dengan malam yang tidak menyenangkan bersama suatu kaum disana’. Maka beliau bersabda:
“Artinya : Aku telah didatangi utusan dari jin, lalu aku pergi bersamanya dan selanjutnya aku bacakan al-Qur’an kepada mereka”.
Lebih lanjut, Ibnu Mas’ud berkata, kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berangkat bersama kami, lalu beliau memperlihatkan kepada kami bekas-bekas mereka dan bekas api mereka. Dan mereka (pun jin,) bertanya kepada beliau tentang perbekalan(makanan), maka beliau bersabda, Bagi kalian setiap tulang yang disebutkan padanya nama Allah (pada saat menyembelihnya atau memasaknya,). Tulang-tulang itu jatuh ketangan kalian lebih baik dari daging. Dan setiap kotoran hewan adalah makanan bagi binatang kalian. Kemudian Rasulullah bersabda:
“Artinya : Maka janganlah kalian beristinja dengan kedua benda tersebut (tulang dan kotoran), karena keduanya adalah makanan saudara-saudara kalian”.
                Maka telah jelas adanya mahluk halus seperti jin . dan bagi seorang muslim patut untuk meyakini itu. Dan telah jelas pula bahwa di manapun itu, ada penghunina, namun tak tampak oleh mata kita..

                Lantas bagaimana dengan perkataan para santri yang tak bisa melanjut sekolah dengan alasan isu” tersebut..?? beberapa ustad di ma’had arafah telah meluruskan isu” ini.. dari penjelasan tersebut kita telah mengambil kesimpulan bahwa sebenarnya isu” tersebut hanyalah sebuah alasan untuk para orangtua mereka agar mereka bisa pindah dari pesanren arafah sehingga mereka bisa bebas di luar. karena memang mereka ingin kebebasan. Dan sebenarnya itu hanyalah faktor rasa malas yg begitu bertambah-tambah pada diri mereka.
                Dan bagaimana dengan foto yg telah meresahkan santri” arafah, terutama para ikhwa yg telah banyak dari mereka yang tak ingin buang air di toilet belakang asrama lagi. Kami telah menyelidiki sumber dari foto tersebut. Dan kami telah menghubungi para ahli di bidangnya.. dan dari penjelasanya kami mendapatkan suatu kesimpulan yg sempat mengagetkan . ternyata foto itu hanyalah tipuan semata. Foto itu di edit sedemikian rupa agar di takuti oleh para santri ma’had arafah. Berikut adalah pelakunya.
                Jadi kita semua telah tau bahwa sebenarnya faktor isu” penampakan hantu di arafah memang ada , tapi tak tampak oleh mata kita, dan itu patut untuk kita yakini, namun faktor yg begitu tampak adalah hantunya hantu, yakni rasa malas.. ketahuilah, setan selalu berusaha membuat para penuntut ilmu agar mereka menjadi malas.. maka mari kita lawan rasa malas itu.. ok. Hehehe,, .. sampai nanti di postingan kami selanjutnya. assalamu’alaikum..

Kamis, 27 Maret 2014

MA'HAD ARAFAH

MA'HAD ARAFAH 

berikut ini adalah koleksi foto'' tentang ma'had kita ARAFAH..

yayasan ma'had

alumnus ma'had

perpisahan

kegiatan di bulan romadhon

santri arafah

team sepak bola arafah.fc

pelatihan khutbah


pelajaran tambahan

perpustakaan ma'had

ekskull ma'had

USTADZ SYI'AH DOYAN NIKAH MUT'AH [KAWIN] KONTRAK [ MELACUR ]



            بسم الله الرحمن الرحيم ..
ikhwa wa akhwäd yg kami banggakan.. pada postingan kami kali ini , tentunya masih menyañgkut tentañg syi'ah.. kami akan meñgupas secara tajam, setajam singlet .. heehehe.. biâr antum skalian ga terlalu tegang.. silahkan dibaca..

NIKAH MUT'AH

Ali radhiyallaahu ,anhu berkata : Nikah Mut'ah adalah Haram!.



Tetapi seluruh ulama dan ustadz syi'ah yang ada melanggar larangan Ali dan memfatwakan halalnya nikah mut'ah, bahkan mencari kambing hitam bahwa yang mengharamkan adalah Umar, jangan-jangan...... ah.. lihat aja selengkapnya..



Salah satu syarat untuk mencapai kesimpulan yang tepat adalah adanya data yang lengkap, di mana adanya kekurangan data pada bagian yang sangat vital dapat mempengaruhi pikiran yang akhirnya berperan membuat paradigma yang keliru terhadap suatu hal.

Paradigma yang keliru membuahkan sikap yang keliru yang berefek pada perbuatan yang keliru pula. Sebagai seorang yang mencari kebenaran tentang suatu hal, kita mutlak harus mengetahui semua data yang ada sebelum mengambil keputusan untuk bersikap dan berpihak pada suatu pendapat.

Tidak peduli data itu kecil atau besar, setiap data yang ada mutlak diperlukan dan diketahui oleh seorang yang sedang membahas sesuatu.



Kita bisa mengilustrasikan hal ini dengan kisah si kapten kapal yang melihat lampu, yang mana si kapten mengira lampu itu adalah lampu dari kapal yang berada di posisi dekat dengan kapalnya. Kapten kapal segera meminta "kapal" yang ada di depannya untuk mengalihkan kemudi agar tidak terjadi tabrakan.

Tetapi ketika terdengar suara "kami mercu suar" dari radio komunikasi segera si kapten mengalihkan kemudi menghindari lampu itu, karena dia barusan mendapat data bahwa lampu itu adalah mercu suar. Kisah serupa kita temui sehari-hari dalam kehidupan kita, ketika ada anak kecil yang bermain dengan pisau dan pisau itu kita ambil, dia marah karena tidak memahami data yang penting, yaitu pisau dapat melukai tubuhnya.

Seiring dengan bertambahnya usia paradigma si anak mulai berubah, ketika dia tahu bahwa pisau dapat melukai tubuh, dia tidak akan bermain-main dengan pisau lagi. Inilah pentingnya data dalam kehidupan kita.



Seringkali kita menjadi korban dari data yang tidak lengkap, kita salah mengambil kesimpulan dan bersikap karena data yang ada pada kita tidak lengkap. Di sini perlu kita perhatikan peranan media massa dalam pembentukan opini, tidak jarang media massa bermain dengan data untuk mengarahkan pembaca pada opini tertentu.

Contohnya adalah penggiringan opini massa di USA saat menjelang perang Iraq, di mana media massa gencar mengkampanyekan "data" berupa temuan senjata pemusnah massal di Irak yang digunakan untuk mengancam dunia. Akhirnya banyak masyarakat yang tertipu dan mendukung perang Irak.

Di kemudian hari, ternyata perang Irak memberi dampak yang sangat negatif pada USA sendiri. Cara-cara demikian sering digunakan di mana-mana untuk mempengaruhi opini pembaca.

Masih banyak lagi contoh di media massa yang sengaja memuat data yang tidak lengkap demi mempengaruhi opini massa.



Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (QS. 107:4)



Begitulah Alloh mengancam mereka yang shalat dalam Al Qur’an.

Setelah membaca ayat di atas mungkin pembaca mengalami kebingungan, karena bagaimana Alloh mengancam orang yang mendirikan shalat, sedangkan dalam Al Qur’an banyak sekali ayat yang memerintahkan shalat.

Membaca ayat di atas dapat membuat pembaca memiliki paradigma yang keliru terhadap shalat, ada juga pembaca yang bingung, Tetapi pembaca tidak akan bingung dan memiliki paradigma keliru terhadap shalat ketika membaca ayat selanjutnya. Karena ayat selanjutnya berbunyi:



(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. (QS. 107:5)orang-orang yang berbuat riya. (QS. 107:6)



artinya, yang celaka adalah orang yang shalat, namun lalai dalam shalatnya, juga orang yang riya dalam shalat, yaitu tidak meluruskan niat shalat karena mencari keridhoan Alloh, tetapi hanya agar nampak alim atau niat-niat lainnya. Dengan membaca ayat yang tidak lengkap, seseorang bisa saja enggan shalat karena terancam akan celaka, karena dapat membentuk paradigma yang keliru yaitu setiap orang yang shalat akan celaka, tetapi setelah membaca lanjutannya, baru orang dapat memiliki pemahaman yang benar.



Inilah contoh kecil dari pentingnya kita mendapatkan data yang lengkap tentang sebuah masalah. Sementara itu Alloh melarang kita untuk mengambil sebagian ajaran Islam dan membuang sebagian yang lain, karena dengan praktek demikian kita hanya melaksanakan sebagian ajaran Islam dan meninggalkan ajaran Islam yang lain.

Ajaran Islam termanifestasikan dalam ayat-ayat Al Qur’an dan ajaran-ajaran Nabi SAW, sesuai dengan syahadat kita Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul.

Mengambil sebagian ayat atau hadits Nabi SAW dan mengabaikan hadits lain yang membahas tentang sebuah topik tertentu menyebabkan kita kehilangan gambaran utuh dari topik itu, malah bisa jadi gambaran yang kita dapatkan bertolak belakang dari apa yang dimaksud dalam Al Qur’an.



Biasanya penulis syi'ah mengemukakan riwayat dari sahabat Jabir yang mendengar Umar melarang nikah mut'ah. Riwayat ini tercantum dalam kitab Shahih Bukhari dan Muslim



Salah satu contoh nyata adalah dalam masalah nikah mut'ah.Membahas masalah nikah mut'ah, kita sering mendapati data yang ditampilkan sangat sedikit dari seluruh data yang ada mengenai pembahasan nikah mut'ah.

Sehingga kurangnya data itu membuahkan kesimpulan yang keliru tentang nikah mut'ah.



Biasanya hadits yang ditampilkan hanyalah hadits yang mendukung pendapat si penulis, yang ingin menggiring pembaca pada kesimpulan yang diinginkanny, agar pembaca yakin bahwa nikah mut’ah dihalalkan oleh Alloh dan Rasul-Nya, sedangkan yang mengharamkan adalah Umar sendiri.

Sementara hadits yang tidak sesuai dengan keinginan si penulis sengaja tidak ditampilkan, padahal hanya berjarak beberapa halaman dari hadits yang dimuat oleh penulis.



Biasanya dalil yang dikemukakan adalah riwayat Jabir bin Abdillah :Dari Abu Zubair, saya mendengar Jabir bin Abdillah Al Anshari mengatakan, dulu kami melakukan nikah mut’ah dengan bayaran segenggam korma dan tepung, selama beberapa hari semasa hidup Rasululloh SAW, dan pada masa kekhalifahan Abubakar, sampai kemudian Umar melarangnya, berkaitan dengan Amr bin Huraits. Riwayat Muslim hadits no 3482.



Begitu juga riwayat dari Jabir dan Salamah bin Al Akwa’:Dari Jabir bin Abdillah dan Salamah bin Al Akwa’ mengatakan: datang kepada kami utusan Rasululloh SAW lalu mengatakan: Rasululloh SAW telah mengijinkan kalian untuk nikah mut’ah. Shahih Muslim hadits no 3479.



Ada lagi riwayat dari Jabir:Atha’ mengatakan: Jabir datang ke kota Makkah untuk melakukan ibadah umrah, lalu kami berkunjung ke rumahnya lalu dia ditanya tentang beberapa hal di antaranya tentang mut’ah lalu dia menjawab: Ya, kami melakukan nikah mut’ah pada jaman Nabi SAW, Abubakar dan Umar. Shahih Muslim hadits no 3481.



Inilah dalil yang biasa digunakan oleh para ustadz syi’ah dan ulama syi’ah untuk menggiring opini pembaca agar meyakini bahwa nikah mut’ah adalah halal, serta menunjuk Umar bin Khattab sebagai kambing hitam yang konon mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Alloh dan Rasul-Nya.



Dampaknya kita lihat di sekitar kita banyak wanita muslimah yang melakukan nikah mut’ah dengan anggapan bahwa mut’ah adalah halal, hanya diharamkan oleh Umar.



Dari mana ustadz syi’ah menemukan dalil-dalil itu?.Tentunya dengan merujuk pada kitab aslinya, yaitu shahih Muslim, karena setiap saat ustadz syi’ah selalu mengajak orang agar berpikir bebas dan ilmiah, sedangkan milai ilmiah menuntut kita agar merujuk ke kitab asli dalam menukil.



Setelah merujuk pada kitab shahih Muslim, kita menemukan riwayat dari salah satu imam syi’ah yaitu Ali bin Abi Thalib, hanya selang beberapa halaman saja dari riwayat yang sering dinukil oleh ustadz syi’ah:



Dari Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib dan Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib, dari ayahnya (Muhammad) dari Ali bin Abi Thalib bahwa Rasululloh SAW melarang nikah mut’ah dan memakan daging keledai jinak saat perang Khaibar. Shahih Muslim, riwayat no 3497.



Dari Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib dan Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib, dari ayahnya (Muhammad) dari Ali bin Abi Thalib, dia mendengar kabar bahwa Ibnu Abbas memperbolehkan nikah mut’ah, lalu Ali mengatakan: tunggu dulu wahai Ibnu Abbas, sungguh Rasululloh SAW telah mengharamkan nikah mut’ah dan mengharamkan daging keledai jinak saat perang Khaibar. Shahih Muslim hadits no 3500.



Dari Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib dan Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib, dari ayahnya (Muhammad) , dia mendengar Ali bin Abi Thalib mengatakan pada Ibnu Abbas terkait nikah mut’ah, bahwa Rasululloh SAW telah mengharamkan nikah mut’ah dan daging keledai jinak saat perang Khaibar. Shahih Muslim hadits no 3501.



Kita perhatikan, hadits yang membolehkan mut’ah adalah nomor 3479 3481 dan 3482, sementara riwayat dari imam syi’ah yang (menurut syi’ah) terbebas dari salah dan lupa [ ma'shum ] adalah nomor 3497,3500 dan 3501.

Riwayat dari Ali ra akan merubah paradigma kita tentang nikah mut’ah, sekaligus menjawb keraguan yang mungkin muncul mengenai nikah mut’ah yang dibolehkan lalu diharamkan.

Seperti dikatakan oleh Ali ra saat menjelaskan pada Ibnu Abbas yang belum mendengar Rasululloh SAW mengharamkan nikah mut’ah. Ibnu Abbas yang belum mendengar lalu mengikuti Ali ra yang telah mendengar keputusan Rasululloh SAW.



Sebaliknya ustadz syi’ah berusaha meyakinkan orang bahwa Rasululloh SAW tidak pernah melarang nikah mut’ah, yang melarang adalah Umar.Selang beberapa halaman saja kita sudah menemukan riwayat yang melarang nikah mut’ah. Tetapi anehnya, riwayat-riwayat ini tidak pernah dibahas oleh ustadz syi’ah.



Pertanyaan yang muncul, apakah ustadz syi’ah belum membaca riwayat dari Ali ra?.Atau riwayat dari Keluarga Nabi SAW sengaja disembunyikan oleh ustadz syi’ah agar pembaca memiliki paradigma yang keliru tentang nikah mut’ah ?.



Jika ustadz syi’ah tidak menelaah kitab hadts lebih dalam, dan mengeluarkan fatwa yang serampangan, maka kita perlu meragukan validitsa seluruh ulama syi’ah, karena kita akan melihat seluruh ulama syi’ah menghalalkan nikah mut’ah dan mengabaikan riwayat dari Ali ra , salah satu dari 12 imam yang diyakini syi’ah sebagai maksum dan tidak pernah keliru, hanya didasari oleh penelitian yang dangkal. Mengapa mereka tidak menelaah dalam-dalam?.

Apakah karena malas atau karena kitab Shahih Muslim tidak tersedia di pasaran seperti kitab Biharul Anwar, Al Kafi dan Mafatihul Jinan?.



Jika ustadz syi’ah menyembunyikan kebenaran yang diucapkan oleh imamnya sendiri ketika tidak sesuai dengan kepentingan, maka ini tidak jauh beda dengan perbuatan ulama ahli kitab yang menyembunyikan kebenaran yang tercantum dalam kitab suci mereka tentang kenabian Muhammad Shallallohu ‘alaihi wa Sallam.



Alloh berfirman :



" Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui". (QS.Ali Imran:146)



" Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dila'nati Alloh dan dila'nati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat mela'nati ". (QS.Ali Imran :159)



Bagaimana dengan Umar?,Ternyata dia hanya bertaklid buta pada Rasululloh SAW dan Ali bin Abi Thalib. Dia hanya mengikuti keputusan Imam Ali yang maksum dan tak mungkin keliru dan lupa.



Bagaimana dengan anda wahai kaum syi'ah ?, Apakah anda memilih keputusan Nabi yang diikuti oleh imam syi’ah yang maksum yaitu Ali ?,Atau siapa yang anda ikuti ?, Mengikuti ustadz syi’ah yang tidak maksum [juga doyan mut’ah = MELACUR ] berarti mengambil resiko besar, ketika ajarannya menyimpang dari keputusan imam maksum.



Tinggal satu pertanyaan lagi, mengapa para ulama dan ustadz syi’ah bersikeras menyelisihi keputusan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib yang dianggap maksum?.Jangan-jangan para ulama dan ustadz syi’ah doyan mut’ah, tapi ini jangan-jangan lho…



Jika tidak doyan mut’ah mengapa mereka bersikeras melanggar ucapan Ali radhiyallaahu 'anhu ?.



" JADI TIDAK DIRAGUKAN LAGI BAHWA , AQIDAH SYI'AH ADALAH PERSIS YAHUDI & NASRANI ". 



·         SEMOGA BISA MEMBANTU PARA IKHWAN& AKHWAT YANG SEDANG MENCARI PENCERAHAN *



WAllohu A’lam bish Showab. Fastabiqul Khoirot, nun walqolami wamaa yasthurun



سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

(حديث صحيح رواه ترمذي)

“Subhanakallohumma wabihamdika asyhadualla ilahailla anta astagfiruka wa’atubu ilaik”

Artinya : “Maha Suci Engkau ya Alloh, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu”. (HR. Tirmidzi dengan Sanad Shahih).



Risalah ini Diambil dari berbagai Sumber bacaan dan penulusuran di Internet tentang Aliran sesat Syi’ah ini, Diantara Referensi Penulis Khususya Buku-buku Bacaan yang patut umat Islam Ketahui adalah: Buku Eksklusif “ Akhirnya Kutinggalkan Syi’ah “ (Testimoni Tokoh Syi’ah), Karya: Syaikh Abu Khalifah Ali bin Muhammad al-Qudhaibi, yang diterjemahkan Oleh: Ust. Ganna Pryadharizal Anaedi, Lc, Terbitan: Pustaka Imam Ahmad-Jakarta, November 2011, Buku “ Mengapa Saya Keluar Dari Syiah? “, Penulis : Syaikh Al-Allamah Dr. Sayid Husain al-Musawi, Terbitan: CV. Pustaka al-Kautsar, Jakarta Timur,Agustus 2002, Buku "Mengapa Kita Menolak Syi'ah" hal. 254-257, Kumpulan Makalah Seminar Nasional Tentang Syi'ah, LPPI/Lembaga Pengkajian dan Penelitian Islam, Jakarta, Juli 1998 M, dll.

والله أعلم,.وهو المستعان  

Bumi Alloh, 23-03-2012 M.


 " ARAFAH BEBAS SYI'AH ''